Pertama di Indonesia, Pemkot Bitung Segera Luncurkan Aplikasi Patra Online

Tunjang IHP, PT. Pelindo 4 Datangkan Satu Unit Container Crane
November 11, 2017
Lomban Buka Bimtek Olahan Hasil Laut Dan Daur Ulang Limbah Kayu
November 13, 2017

BITUNG – Pemerintah Kota Bitung melalui Dinas Perdagangan yang dikomandani oleh kepala Dinasnya, oleh Drs. Benny Lontoh, MA membuat langkah terobosan yang sangat spektakuler dengan menciptakan satu aplikasi PATRA (Pasar Tradisional) Online. Aplikasi berbasis Smart Phone ini direncanakan akan diluncurkan pada akhir bulan November 2017 nanti.
Lontoh kepada sejumlah wartawan, Jumat 10/11/2017 mengatakan bahwa untuk uji coba aplikasi offline telah dimulai saat itu, seraya menegaskan bahwa program tersebut untuk meningkatkan daya saing para pedagang tradisional dalam menghadapi gencarnya ekspansi pasar modern yang telah merambah hingga ke pelosok.
“Kian banyaknya pasar modern selang beberapa tahun terakhir ini mendesak pangsa pasar tradisional. Situasi seperti ini membuat kami khawatir sehingga sebagai dengan bagian dari pemerintah maka kamipun membuat terobosan melalui PATRA Online sebagai salah satu upaya untuk memingkatkan fungsi pasar tradisional” ungkap Lontoh.
Dikatakannya pula bahwa pedagang tradisional secara umum harus mengikuti tren teknologi dan tidak alergi dengan perkembangan teknologi informasi. Sebab dalam perdagangan online melalui aplikasi, media sosial maupun website saat ini menjadi pilihan para konsumen.
Adapun terkait program Patra Online, dinas Perdagangan Kota Bitung menjadi operator sekaligus fasilitator untuk membantu memasarkan bahan-bahan milik pedagang tradisional dalam hal ini 14 bahan pokok dengan harga sesuai HRT dari pemerintah. Sementara untuk dagangan akan digilir sesuai antrian kepada seluruh pedagang sehingga tidak ada persaingan harga dan memenuhi asas keadilan. Sedangkan untuk pengiriman akan dibawa langsung oleh kurir yang telah mendaftar dan ditunjuk oleh Dinas Perdagangan sampai ke rumah konsumen.
“Biaya pengiriman akan disesuaikan dengan jarak, yang pasti lebih murah” ungkap Lontoh.
Untuk saat ini, konsumen dibagi dua zonasi, yaitu pasar induk Pinasungkulan di kelurahan Sagerat dan pasar Winenet. Untuk pasar Sagerat akan melayani area Kecamatan Ranowulu, Matuari dan Girian, sementara untuk pasar Winenet akan melayani konsumen di Kecamatan Aertembaga, Maesa dan Madidir.
Untuk homebase menurut Lontoh dipusatkan di pasar Pinasungkulan.
Sedangkan untuk dua kecamatan di pulau Lembeh yaitu Kecamatan Lembeh Utara dan Kecamatan Lembeh Selatan baru akan terlayani pada tahun 2018 nanti.
Hal ini dikarenakan pihaknya masih akan mengkonsolidasikan dulu seluruh pedagang di pasar Papusungan serta penyedia jasa telekomunikasi.
Lontoh kemudian mengungkapkan untuk menjadi konsumen Patra Online, masyarakat cukup mengunduh aplikasinya melalui playstore dan mengisi aplikasi sesuai kartu identitas dalam hal ini KTP.
Ditambahkannya juga yang mana dalam menjalankan aplikasi ini, operator Patra Online memungut jasa operasional sebesar 3 persen dari harga barang, dimana nantinya 3 persen tersebut akan dibagi masing-masing 1 persen untuk provider Internet, kemudian 1 persen untuk operasional serta 1 persen lainnya untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Lontoh juga menjelaskan untuk program ini merupakan program yang baru pertama kali diterapkan di Indonesia, dan hingga saat ini sudah ada sejumlah daerah yang telah menyatakan akan mengadopsi aplikasi tersebut, salah satunya yaitu Dinas Perdagangan Kota Denpasar. Terkait hal ini maka pihaknya sebagai operator dan fasilitator Patra Online terbuka dan menyiapkan aplikasi tersebut untuk bisa dipakai di seluruh Indonesia.
Sejumlah pedagang Pasar Pinasungkulan Sagerat, menyambut antusias program Patra Online. Karena Pasar yang telah ditetapkan sebagai Pasar Induk oleh Pemerintah Daerah Kota Bitung tersebut, hingga kini masih sepi dari pembeli.
”Terobosan ini sangat bagus bagi kami atas sepinya Pasar Sagerat. Mudah-mudahan dengan program ini, para pedagang yang menjalankan usaha di tempat lain, akan kembali menempati kios-kios yang kini kosong,” kata Iskandar Soleman, yang kesehariannya berdagang Mie Basah.
Untuk Program Patra Online ini, sesuai pengakuan Lontoh, telah ditawar oleh salah seorang pengusaha retail dari Jakarta sebesar 2 Miliar rupiah, meskipun program tersebut masih dalam tahap pengembangan.(YodieR)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *